Minggu, 20 Oktober 2013

Resume Pertemuan ke-6: "Nilai-nilai Olimpisme dalam Masyarakat Global"



Nama   : Dwi Kurnia Sari
Noreg  : 3115110425
Prodi   : Pendidikan Matematika Reguler 2011

Resume Pertemuan ke-6 Olimpisme: “Nilai-nilai Olimpisme dalam Masyarakat Global.”

            Pertemuan ke-6 mata kuliah olimpisme jatuh pada tanggal 19 Oktober 2013. Sebelum memulai perkuliahan, OmJay memutarkan lagu yang berasal dari Jawa Tengah yaitu Cublak-cublak Suweng. Lagu Cublak-cublak suweng merupakan lagu untuk permainan dengan judul yang sama. Permainan ini dimainkan oleh lima orang dengan satu orang membungkuk lalu keempat lainnya menyanyikan lagu tersebut sambil menjalankan kepalan tangan salah satu pemain di atas telapak tangan pemain lainnya. Saat lagu berhenti, pemain yang membungkuk harus menebak di mana kepalan tangan terhenti. Jika tebakannya benar, maka pemain yang membungkuk akan bergantian dengan pemain di mana kepalan tangan terhenti. Jika salah, pemain yang sebelumnya membungkuk diharuskan untuk membungkuk kembali. Permainan ini sudah jarang ditemukan saat ini. Anak-anak sekarang lebih sibuk dengan gadget milik atau pemberian orang tua mereka daripada bermain permainan tradisional. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai budaya Indonesia sudah mulai luntur di kalangan generasi penerus bangsa saat ini. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas seorang pendidik untuk tetap menanamkan nilai budaya Indonesia pada generasi penerus bangsa agar mereka tetap memiliki jiwa nasionalisme.
            Materi berlanjut pada pembahasan “Nilai-nilai Olimpisme dalam Masyarakat Global.” Masyarakat global erat kaitannya dengan globalisasi. Globalisasi adalah kondisi dan situasi dimana terjadi perubahan di berbagai sektor yang berlangsung cepat didukung oleh keterbukaan informasi yang semakin meluas. Hal ini mengakibatkan tuntuntan standar kompetensi yang dimilki oleh setiap orang akan meningkat dan kekuatan daya pikir akan lebih berperan dalam kesuksesan.
Indikator globalisasi dapat dilihat pada perkembangan iptek yang begitu cepat, keterbukaan informasi yang semakin meluas, persaingan kompetitif di berbagai sektor usaha, pergeseran kultur budaya secara global, dan standarisasi kualitas secara global. Globalisasi secara umum akan berdampak pada modernisasi versus kesiapan mental masyarakat (masyarakat belum siap menghadapi persaingan dalam era globalisasi yang begitu ketat), negara kuat adalah negara yang menguasai iptek, kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin lebar, ketergantungan masyarakat terhadap teknologi yang semakin tinggi (semua proses yang serba online, mulai dari ticketing, banking, reservation), adaptasi kultur yang berdampak positif maupun negatif, dan tuntutan terhadap kompetensi pendidikan yang semakin tinggi.
Setelah melihat dampaknya secara umum, selanjutnya akan dibahas mengenai dampak globalisasi terhadap masyarakat Indonesia. Pertama akan dibahas mengenai dampak positifnya, yaitu: informasi yang sangat mudah didapat dan transparan, inovasi yang semakin meningkat karena keterbukaan informasi, masyarakat semakin kritis, dan peluang untuk belajar dan meningkatkan kompetensi sangat luas. Selain memberi dampak positif, globalisasi ternyata juga berdampak negatif bagi Indonesia, diantaranya: pergeseran orientasi cenderung ke arah barat (nilai-nilai budaya semakin ditinggalkan), cenderung menjadi negara konsumen, ketergantungan tinggi terhadap negara lain dalam hal pengelolaan Sumber Daya Alam, kekalahan dalam persaingan global, menciptakan masyarakat yang cenderung berpikir instan dan kurang memiliki semangat kerja keras.
Mengatasi dampak negatif globalisasi, tentunya harus ada kondisi penyeimbang, yaitu: kecintaan terhadap budaya nasional harus ditanamkan di lingkungan masyarakat khususnya generasi muda, meningkatkan nilai spiritual sebagai pengendali kehidupan sosial masyarakat, memelihara budaya positif dalam lingkungan masyarakat seperti gotong royong, hormat pada orang tua.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, globalisasi mengakibatkan tuntutan terhadap kompetensi pendidikan pun semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan jumlah pengangguran terdidik semakin besar dari tahun ke tahun. Penyebab hal tersebut, diantaranya: Sumber Daya Manusia (SDM) kurang siap pakai karena tidak adanya links and match antara pendidikan dengan lingkungan usaha, pembinaan soft skill yang kurang memadai, dan adanya gap besar antara tujuan pendidikan dengan industri atau usaha. Oleh karena itu, diperlukan suatu kondisi penyeimbang untuk menjawab permasalahan tersebut, yaitu: menyiapkan SDM potensial, ditingkatkannya peluang kerja dalam berbagai sektor industri atau usaha seperti perminyakan, kehutanan, pertanian, pariwisata, pendidikan, peternakan maupun manufaktur, meningkatkan kepedulian dunia industri terhadap pendidikan dengan cara memberikan pelatihan.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa globalisasi memiliki beberapa dampak negatif dalam kehidupan. Diperlukan suatu alternatif jawaban untuk solusi bagi permasalahan tersebut. Nilai-nilai olimpisme hadir solusi dengan cara:
1.      Living respect: meningkatkan dan menjaga kecintaan terhadap budaya luhur bangsa, meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan hal-hal positif, menanamkan bahwa persahabatan dan kedamaian merupakan hal utama dalam lingkungan masyarakat, dan saling menghargai atau toleransi.
2.      Living excellence: memiliki semangat pantang menyerah, melihat masalah sebagai tantangan atau peluang, menciptkan masyarakat dinamis yang selalu ingin belajar
3.      Living Friendship: memelihara persahabatan, berempati kepada orang lain, bekerja sama dalam hal yang positif.
Hal terpenting yang perlu diingat adalah filosofi dari nilai olimpisme, yaitu citius, altius, dan fortius. Suatu negara dapat dikatakan maju jika masyarakat lebih cepat untuk belajar, lebih tinggi dalam mencapai target dan memiliki kekuatan sumber daya lebih baik.
Jadi, kesimpulan saya pada pertemuan ke-6 olimpisme ini adalah nilai-nilai olimpisme relevan untuk diterapkan sebagai alternatif jawaban menghadapi persaingan global yang semakin kompetitif. Milikilah jiwa pemenang agar tidak tergeser dalam tuntutan kualifikasi yang semakin tinggi pada era globalisasi saat ini.
Demikian resume saya pada pertemuan ini. Semoga bermanfaat. Amin.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar