Sabtu, 21 September 2013

Resume Olimpisme Pertemuan ke-4


Resume pertemuan 4: “Penyebarluasan Olimpisme Melalui Gerakan Olimpiade”
Nama   : Dwi Kurnia Sari
Noreg  : 3115110425
Prodi   : Pendidikan Matematika Reguler 2011

            Perkuliahan olimpisme pada hari Sabtu, 21 September 2013 memasuki pertemuan keempat. Kami memulai perkuliahan pada pukul 08.00 WIB dengan terlebih dahulu membaca ayat suci Al-Qur’an bersama-sama. Kali ini Om Jay kembali memberikan kejutan berupa sebuah buku untuk adik tingkat saya mahasiswi angkatan 2013 karena ia berhasil menjadi mahasiswa pertama yang mengirimkan resume pertemuan sebelumnya. Jepretan kamera pun hadir untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut.
            Sudah menjadi gaya Om Jay memutarkan sebuah cuplikan film untuk mengawali kegiatan perkuliahan. Cuplikan film kali ini bercerita tentang seorang anak yang ketahuan mencuri obat untuk ibunya yang sedang sakit, namun anak tersebut akhirnya ditolong oleh seorang penjual sup yang berbaik hati membayar semua obat yang ia curi dan juga memberinya sebungkus sup. Akhir cerita, pedagang sup tersebut jatuh sakit dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal. Namun, biaya pengobatan tersebut akhirnya dibayar lunas oleh seorang dokter yang ternyata adalah anak yang ia tolong 30 tahun lalu. Cuplikan film ini mengajarkan kami bahwa nilai menolong sesama dengan ikhlas pada zaman sekarang sudah mulai luntur di kalangan masyarakat. Padahal, memberi itu adalah bentuk komunikasi yang sangat baik dengan sesama manusia, hal ini sesuai dengan pesan di akhir cuplikan film: “Giving is the best way communication.”
            Materi olimpisme pertemuan keempat adalah “Penyebarluasan Olimpisme Melalui Gerakan Olimpiade.” Latar belakang olimpiade diawali oleh Baron Pierre de Coubertin yang membangkitkan kembali semangat Olympia dengan penyelenggaraan olimpiade (olympic games). Ide dasar dari penyelenggaraan olimpiade adalah menciptakan perdamaian di dunia. Olimpiade pertama kali dilaksanakan di Athena, Yunani pada tahun 1986. Gerakan olimpiade dikoordinir oleh IOC (International Olympics Committee). Diharapkan dengan penyelenggaraan olimpiade, perdamaian di dunia dapat terwujud, hal ini sesuai dengan ide dasar olimpiade.
            Agar penyelenggaraan olimpiade berjalan secara terpadu dan berkesinambungan, semua peraturan dan tata cara mengenai olimpiade diatur dalam Olympic Charter (Piagam Olimpiade). Selanjutnya dibahas mengenai tujuan utama dari penyelenggaraan olimpiade:
-          Menanamkan nilai filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia.
-          Mendidik generasi muda melalui olahraga dengan dilandasi semangat persaudaraan antar bangsa yang lebih baik.
-          Menyebarluaskan prinsip olimpiade ke seluruh dunia.
-          Mempertemukan atlet dunia dalam satu festival olahraga internasional empat tahunan (olympic games).
Simbol olimpiade diciptakan oleh Pierre de Coubertin. Simbol tersebut berupa gambar lima lingkaran berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah yang saling terkait satu sama lain. Gambar tersebut melambangkan lima benua yang bersatu dan juga simbol dari lima warna bendera negara-negara di dunia.
Motto dari olimpiade adalah Citius (lebih cepat),  Altius (lebih tinggi), dan Fortius (lebih kuat) yang diciptakan oleh Father Henri Didon. Pembahasan lengkapnya telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya dibahas mengenai struktur lembaga penyelenggara olimpiade yaitu International Olympic Committee (IOC). IOC dibentuk pada 23 Juni 1894 oleh Pierre de Coubertin. IOC merupakan organisasi non profit atau non governmental (NGO). IOC merupakan pemegang hak untuk simbol, motto, anthem. Peran IOC dalam penyelenggaraan olimpiade, diantaranya:
a.       Mendorong terjadinya koordinasi antar institusi olahraga nasional maupun internasional.
b.      Menyelenggarakan olimpiade musim panas (summer olympic) dan olimpiade musim dingin (winter olympic).
c.       Mendorong gerakan olimpiade dan penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat berperan dalam membantu menyelesaikan masalah lingkungan.
d.      Bekerja sama dengan institusi olahraga internasional.
e.       Mendukung International Olympic Academy (IOA).
f.       Bekerja sama dengan pihak publik atau swasta dalam penyelenggaraan nilai olimpiade.
Dalam melaksanakan tugasnya, IOC melakukan koordinasi dengan NOC (National Olympic Commitee) yang berada di setiap negara dan IFs(International Federations). Kemudian koordinasi berlanjut kepada NFs (National Federations), klub olahraga dan terakhir atlet. Digambarkan dengan skema sebagai berikut:
IOC (International Olympic Committee)

NOC (National Olympic Committee)             IFs(International Federations)

                                    NFs (National Federations)

Clubs

Athlets
            National Federations yang berada di Indonesia adalah KOI (Komite Olimpiade Indonesia) yang saat ini diketuai oleh Rita Subowo. Organisasi inilah yang menjalankan kerja sama dengan IOC dalam penyelenggaraan olimpiade dan penyampaian informasi kepada atlet.
Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI)

Program gerakan olimpiade, diantaranya: olympic games, sport for all, olympic academy, winning, taking part and universality, olympic solidarity, olympic museum, olympic and United Nations (PBB), paralympic games (olimpiade untuk penyandang cacat), olympic youth games, another program (women, medical, mass media, marketing, eduvation, technology).
            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa olimpiade dilaksanakan dua kali, yaitu olimpiade musim panas (summer olympic) dan olimpiade musim dingin (winter olympic). Winter olympic pertama kali diadakan pada tahun 1924 di Charmonix dan pada tahun 2010 di Vancouver, sedangkan summer olympic pertama kali diadakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani dan baru-baru ini diadakan pada tahun 2012 di London, Inggris.
            Telah dibahas mengenai penyelenggaraan olimpiade modern dengan struktur organisasi IOC dan komponen pendukungnya. Selanjutnya akan dibahas mengenai olahraga di Indonesia sebelum kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, akhirnya masyarakat Indonesia menyadari bahwa olahraga itu penting untuk alat perjuangan, persatuan dan kesatuan, dan sarana pendidikan. Olahraga sebelum kemerdekaan juga berfungsi sebagai alat perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, Indonesia membentuk KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia) dan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) dan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tahun 1948. Namun ternyata, Indonesia sempat mengalami kesulitan saat ingin mengikuti olimpiade London tahun 1948 karena sulit mendapatkan visa dan banyak terjadi pemberontakan dari dalam Indonesia. Namun akhirnya kenyataan berubah setelah Indonesia diakui sebagai negara anggota IOC pada tahun 11 Maret 1952 ditandai dengan surat yang ditanda tangani oleh Otto Mayer. Setelah itu, atlet Indonesia dapat mengikuti olimpiade dan telah meraih beberapa medali emas hingga saat ini.
            Sebagai warga Indonesia tentunya kami berharap para atlet Indonesia dapat terus mengibarkan bendera merah putih di puncak tiang tertinggi olimpiade dan memperdengarkan lagu Indonesia Raya ke seluruh dunia.
            Pertemuan olimpisme ditiutup dengan pemberian tugas kuis yang harus dikirim melalui e-mail dan pemberitahuan bahwa dua pekan ke depan perkuliahan ditiadakan karena ada kegiatan fakultas.
            Demikian resume saya pada pertemuan kali ini. Semoga semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh. Amin.

Happy 21st on 21st! :D

Hari ini Sabtu, 21 September 2013. Tepat hari ini juga saya ulang tahun ke-21 loooh haha pamer dikit gapapa kan :p. Harapannya sih di umur yang udah lewat banget kalo dibilang remaja ini saya berharap semoga kuliah lancar, dimudahkan segala urusan, bisa membahagiakan orang tua (yang ini sih harus!), dilancarkan jalan rezeki, dan sukses dunia akhirat. Amiiiin. Oh iya berikut ini beberapa teman saya yang udah ngucapin lewat twitter:


Lewat path:
Juga lewat instagram:
 
Terima kasih ya doanya temen-temeeeen. Semoga Allah mengembalikan doa tersebut ke kalian juga, amiiiiin. Jadi, di umur saya yang ke 21 ini ga ada yang mau traktir nonton gitu? Kan sama tuh Cinema 21 atau XXI sama kaya umur saya haha.

Once again, happy birthday to me! Happy 21st on 21st! :D

Jumat, 20 September 2013

Resume Olimpisme pertemuan ke-3


Resume pertemuan ke-3 Olimpisme: “Filosofi dan Nilai-nilai Olimpisme”
            Mata kuliah olimpisme memasuki pertemuan ketiga pada hari Sabtu, 14 September 2013. Sebelum perkuliahan dimulai, seperti yang telah diperintahkan pada pertemuan sebelumnya, setiap mahasiswa diharuskan membawa makanan untuk sarapan bersama. Sarapan dimulai pada pukul 07.45 WIB sampai pukul 08.00 WIB. Sembari sarapan, OmJay memutarkan film pendek hasil karya siswa didiknya di Labschool. Inti dari film pendek tersebut adalah kita sebagai masyarakat perkotaan harus bisa menjaga dan merawat ruang terbuka hijau yang jumlahnya sangat terbatas untuk udara yang lebih bersih.
            Pukul 08.00 WIB perkuliahan dimulai dengan materi baru, yaitu mengenai Filosofi dan Nilai-nilai Olimpisme. Istilah olimpisme (olypism) berasal dari kata olympia atau olympic yang merupakan sebuah tempat penyelenggaraan aktivitas festival olahraga Yunani kuno (olimpiade kuno) dan isme (ism) yang merupakan ajaran atau sistem tatanan sosial yang memilki nilai bila diterapkan di masyarakat. Jadi, olimpisme adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengombinasikan keseimbangan jasmani dan rohani, harmoni antara keolahragaan, budaya, dan pendidikan, sehingga dapat tercipta hidup yang selaras dan mengedepankan etika. Olimpisme juga mampu mengajarkan persahabatan.
            Disela-sela pemberian materi kuliah, OmJay memutarkan sebuah cuplikan iklan dengan judul “A Thief”. Video tersebut berisi dua orang pencuri yang akhirnya memilih mengembalikan barang-barang curian mereka setelah membaca “A real man are not afraid to change. Why wait?
            Materi berlanjut pada visi olimpiade. Visi olimpiade adalah menempatkan olahraga sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai. Jadi, dalam pelaksanaan olimpiade harus tetap menjunjung tinggi persahabatan dan perdamaian karena olahraga bukanlah tujuan utama. Penting untuk menghindari adanya diskriminasi ras dalam pelaksanaan olimpiade.
            Tokoh yang memulai gerakan olimpiade adalah Pierre de Coubertin. Beliau berpendapat,”The Aims of Olympic Movement: to educate young peoples through sport in a spirit of better understanding between each other, and of friendship” (Tujuan dari gerakan olimpiade adalah untuk mengajarkan pemuda melalui olahraga dengan semangat jiwa yang lebih baik satu sama lain dan persahabatan). Jelas dari pernyataan Pierre de Coubertin bahwa olimpiade mengedepankan persahabatan.
            Selanjutnya pendapat mengenai olimpiade dari presiden IOC (Internatinal Olympic Committee) yaitu “Our world today is in need of peace, tolerance, and brotherhood” (Dunia kita saat ini membutuhkan perdamaian, toleransi, dan persaudaraan). Maksudnya adalah IOC berusaha mewujudkan ketiga hal tersebut (perdamaian, toleransi, dan persaudaraan) melalui olimpiade. Persaudaraan tersebut dapat terlihat pada bendera olimpiade berupa lima lingkaran yang saling terkait satu sama lain melambangkan lima benua bersatu dalam kibaran bendera (Olympics make one world flying the flag).
            Tokoh berikutnya yaitu Father Henri Didon, seorang guru dari Republik Dominika yang merupakan teman Pierre de Coubertin. Beliau mengungkapkan nilai dari motto olimpiade (value of the olympic games motto), yaitu Citius (lebih cepat), Altius (lebih tinggi), dan Fortius (lebih kuat). Ketiga motto tersebut ternyata relevan dengan kehidupan sehari-hari, menghadapi persaingan hidup yang semakin ketat tentu kita harus lebih tanggap dan gerak cepat (citius) dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju, memilki semangat yang lebih tinggi (altius), dan harus lebih kuat (fortius) agar tidak tersisih.
Ada tiga semangat hidup berdasarkan olimpiade yang patut untuk dicontoh, diantaranya:
1.      Living Excellence
-          Kerja keras untuk mencapai prestasi terbaik
-          Berjuang hingga akhir (pantang menyerah)
-          Fokus terhadap pencapaian prestasi
-          Terus belajar untuk memperoleh prestasi terbaik
-          Menjaga keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi atau keinginan, dan mental.
2.      Living Respect
Hidup harus saling menghargai diri sendiri dan orang lain dalam hal: perbedaan pendapat, keyakinan, keragaman budaya, suku, ras, bangsa, hak-hak sebagai manusia, dan pencapaian prestasi atau kesuksesan seseorang.
3.      Living Friendship
Memelihara persahabatan, berempati kepada orang lain, bekerja sama dalam hal yang positif.
            Selanjutnya dibahas mengenai tujuh konsep pembetukan nilai moral menurut IOC: 1) Excellence in performance (performa terbaik), 2) Joy and pleasure in participation (Ikhlas dalam partisipasi), 3) Fairness of play (jujur), 4) Respect for other nations, cultures, religions, and individuals (menghargai perbedaan bangsa, agama, dan pribadi), 5) Human quality development (Pengembangan kualitas manusia), 6) Leadership by sharing, training, working, and competing together (Memimpin dalam berbagi, berlatih, bekerja, dan berkompetisi), 7) Peaceful co-existence between different rationality (Perdamaian di atas perbedaan).
            Terakhir, dibahas mengenai penjabaran nilai gerakan olimpiade dan olimpisme dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut, diantaranya: visioner, peaceful, no discrimination, mutual understanding, solidarity, friendship, fair play, excellence, fun, respect, human development, leadership, motivation, dan team work.
            Kesimpulan saya pada pertemuan ketiga olimpisme ini adalah olimpiade sangat mengutamakan persahabatan dan perdamaian dalam pelaksanaannya, ada tiga macam semangat hidup olimpiade yang dapat dicontoh yaitu living excellence, living respect, dan living friendship, motto dari olimpiade (citius, altius, fortius) mengajarkan kita untuk terus semangat berkompetisi dalam menghadapi persaingan hidup yang semakin ketat.
            Demikian resume saya pada pertemuan ketiga olimpisme. Semoga bermanfaat. Amin.