Resume pertemuan 4: “Penyebarluasan Olimpisme Melalui
Gerakan Olimpiade”
Nama : Dwi Kurnia
Sari
Noreg : 3115110425
Prodi : Pendidikan
Matematika Reguler 2011
Perkuliahan
olimpisme pada hari Sabtu, 21 September 2013 memasuki pertemuan keempat. Kami memulai
perkuliahan pada pukul 08.00 WIB dengan terlebih dahulu membaca ayat suci
Al-Qur’an bersama-sama. Kali ini Om Jay kembali memberikan kejutan berupa
sebuah buku untuk adik tingkat saya mahasiswi angkatan 2013 karena ia berhasil
menjadi mahasiswa pertama yang mengirimkan resume pertemuan sebelumnya.
Jepretan kamera pun hadir untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut.
Sudah
menjadi gaya Om Jay memutarkan sebuah cuplikan film untuk mengawali kegiatan
perkuliahan. Cuplikan film kali ini bercerita tentang seorang anak yang ketahuan
mencuri obat untuk ibunya yang sedang sakit, namun anak tersebut akhirnya
ditolong oleh seorang penjual sup yang berbaik hati membayar semua obat yang ia
curi dan juga memberinya sebungkus sup. Akhir cerita, pedagang sup tersebut jatuh
sakit dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal. Namun,
biaya pengobatan tersebut akhirnya dibayar lunas oleh seorang dokter yang
ternyata adalah anak yang ia tolong 30 tahun lalu. Cuplikan film ini mengajarkan
kami bahwa nilai menolong sesama dengan ikhlas pada zaman sekarang sudah mulai
luntur di kalangan masyarakat. Padahal, memberi itu adalah bentuk komunikasi
yang sangat baik dengan sesama manusia, hal ini sesuai dengan pesan di akhir
cuplikan film: “Giving is the best way
communication.”
Materi
olimpisme pertemuan keempat adalah “Penyebarluasan Olimpisme Melalui Gerakan
Olimpiade.” Latar belakang olimpiade diawali oleh Baron Pierre de Coubertin
yang membangkitkan kembali semangat Olympia dengan penyelenggaraan olimpiade (olympic games). Ide dasar dari
penyelenggaraan olimpiade adalah menciptakan perdamaian di dunia. Olimpiade
pertama kali dilaksanakan di Athena, Yunani pada tahun 1986. Gerakan olimpiade
dikoordinir oleh IOC (International
Olympics Committee). Diharapkan dengan penyelenggaraan olimpiade,
perdamaian di dunia dapat terwujud, hal ini sesuai dengan ide dasar olimpiade.
Agar
penyelenggaraan olimpiade berjalan secara terpadu dan berkesinambungan, semua
peraturan dan tata cara mengenai olimpiade diatur dalam Olympic Charter (Piagam Olimpiade). Selanjutnya dibahas mengenai
tujuan utama dari penyelenggaraan olimpiade:
-
Menanamkan
nilai filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral
manusia.
-
Mendidik
generasi muda melalui olahraga dengan dilandasi semangat persaudaraan antar
bangsa yang lebih baik.
-
Menyebarluaskan
prinsip olimpiade ke seluruh dunia.
-
Mempertemukan
atlet dunia dalam satu festival olahraga internasional empat tahunan (olympic games).
Simbol olimpiade
diciptakan oleh Pierre de Coubertin. Simbol tersebut berupa gambar lima
lingkaran berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah yang saling terkait
satu sama lain. Gambar tersebut melambangkan lima benua yang bersatu dan juga
simbol dari lima warna bendera negara-negara di dunia.
Motto dari
olimpiade adalah Citius (lebih
cepat), Altius (lebih tinggi), dan Fortius
(lebih kuat) yang diciptakan oleh Father Henri Didon. Pembahasan lengkapnya
telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya dibahas
mengenai struktur lembaga penyelenggara olimpiade yaitu International Olympic Committee (IOC). IOC dibentuk pada 23 Juni
1894 oleh Pierre de Coubertin. IOC merupakan organisasi non profit atau non
governmental (NGO). IOC merupakan pemegang hak untuk simbol, motto, anthem.
Peran IOC dalam penyelenggaraan olimpiade, diantaranya:
a.
Mendorong
terjadinya koordinasi antar institusi olahraga nasional maupun internasional.
b.
Menyelenggarakan
olimpiade musim panas (summer olympic)
dan olimpiade musim dingin (winter
olympic).
c.
Mendorong
gerakan olimpiade dan penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat berperan dalam
membantu menyelesaikan masalah lingkungan.
d.
Bekerja
sama dengan institusi olahraga internasional.
e.
Mendukung
International Olympic Academy (IOA).
f.
Bekerja
sama dengan pihak publik atau swasta dalam penyelenggaraan nilai olimpiade.
Dalam melaksanakan tugasnya, IOC melakukan koordinasi
dengan NOC (National Olympic Commitee)
yang berada di setiap negara dan IFs(International
Federations). Kemudian koordinasi berlanjut kepada NFs (National Federations), klub olahraga dan
terakhir atlet. Digambarkan dengan skema sebagai berikut:
IOC (International Olympic
Committee)
NOC (National
Olympic Committee) IFs(International Federations)
NFs
(National Federations)
Clubs
Athlets
National Federations yang berada di
Indonesia adalah KOI (Komite Olimpiade Indonesia) yang saat ini diketuai oleh
Rita Subowo. Organisasi inilah yang
menjalankan kerja sama dengan IOC dalam penyelenggaraan olimpiade dan
penyampaian informasi kepada atlet.
Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Program gerakan
olimpiade, diantaranya: olympic games,
sport for all, olympic academy, winning, taking part and universality, olympic
solidarity, olympic museum, olympic and United Nations (PBB), paralympic games (olimpiade untuk
penyandang cacat), olympic youth games,
another program (women, medical, mass media, marketing, eduvation, technology).
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa olimpiade dilaksanakan dua kali, yaitu
olimpiade musim panas (summer olympic)
dan olimpiade musim dingin (winter
olympic). Winter olympic pertama
kali diadakan pada tahun 1924 di Charmonix dan pada tahun 2010 di Vancouver,
sedangkan summer olympic pertama kali
diadakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani dan baru-baru ini diadakan pada
tahun 2012 di London, Inggris.
Telah dibahas mengenai penyelenggaraan olimpiade modern
dengan struktur organisasi IOC dan komponen pendukungnya. Selanjutnya akan
dibahas mengenai olahraga di Indonesia sebelum kemerdekaan. Sebelum
kemerdekaan, akhirnya masyarakat Indonesia menyadari bahwa olahraga itu penting
untuk alat perjuangan, persatuan dan kesatuan, dan sarana pendidikan. Olahraga
sebelum kemerdekaan juga berfungsi sebagai alat perjuangan bangsa dalam meraih
kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, Indonesia membentuk KORI (Komite Olimpiade
Republik Indonesia) dan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) dan
menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tahun 1948. Namun
ternyata, Indonesia sempat mengalami kesulitan saat ingin mengikuti olimpiade
London tahun 1948 karena sulit mendapatkan visa dan banyak terjadi
pemberontakan dari dalam Indonesia. Namun akhirnya kenyataan berubah setelah
Indonesia diakui sebagai negara anggota IOC pada tahun 11 Maret 1952 ditandai
dengan surat yang ditanda tangani oleh Otto Mayer. Setelah itu, atlet Indonesia
dapat mengikuti olimpiade dan telah meraih beberapa medali emas hingga saat
ini.
Sebagai warga
Indonesia tentunya kami berharap para atlet Indonesia dapat terus mengibarkan
bendera merah putih di puncak tiang tertinggi olimpiade dan memperdengarkan
lagu Indonesia Raya ke seluruh dunia.
Pertemuan
olimpisme ditiutup dengan pemberian tugas kuis yang harus dikirim melalui e-mail dan pemberitahuan bahwa dua pekan
ke depan perkuliahan ditiadakan karena ada kegiatan fakultas.
Demikian
resume saya pada pertemuan kali ini. Semoga semakin banyak manfaat yang dapat
diperoleh. Amin.
mantap! Resume yg lengkap
BalasHapussalam
omjay